Selamat Datang


ASSALAMU ALAIKUM WR.WB, SYUKRAN ANDA SUDI MAMPIR DI BLOG INI.

Senin, 05 Juli 2021

PAKAN AYAM KAMPUNG DARI LIMBAH

  Mengenal Bahan  Pakan Ayam Kampung Dari Limbah Pertanian

Oleh: Dr. Ir. Nurdin, M.M

     Pakan adalah  komponen input terbesar pada usaha peternakan ayam, sehingga alokasi pendanaan lebih besar pada biaya pakan  yang harus disiapkan oleh seorang peternak.  Ransum merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi. Biaya yang dikeluarkan untuk pemberian  pakan adalah 70% dari total biaya produksi (Listiyowati dan Roospitasari, 1992). Tingginya biaya produksi ini perlu ditanggulangi dengan menyusun ransum sendiri dengan memanfaatkan bahan-bahan yang mudah didapat, dengan harga yang relatif lebih murah, tetapi masih mempunyai kandungan gizi yang baik untuk produksi dan kesehatan ternak itu sendiri (Mairizal, 1991). Oleh karena itu seorang peternak ayam kampung seharusnya mengetahui cara membuat pakan sendiri agar dapat menekan biaya pakan.  Meracik  pakan sendiri sebaiknya menggunakan  bahan pakan yang tersedia di sekitar lokasi usaha peternakan ayam yang terkadang tesedia berupa limbah  hasil pertanian yang biasanya tidak dimanfaat oleh para petani atau  limbah indutri rumah tangga. Sebagai langkah awal peternak sebaknya mengenal bahan-bahan pakan dari limbah  yang dijadikan sebagai bahan pakan ternak ayam kampung.  Ada beberapa limbah hasil pertanian dan home industri yang dapat diracik menjadi pakan ternak yang memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi, diantaranya adalah:

1. Dedak atau bekatul

    Dedak padi adalah limbah yang berasal dari hasil proses penggilingan padi. Menurut hasil penelitian  ada sekitar 8- 8,5% bagian dari berat padi.
Dengan angka tersebut maka kita dapat memprediksi potensi suatu daerah untuk menghasilkan dedak padi. Misalnya suatu daerah untuk suatu periode panen menghasilkan 1000 ton padi maka dapat diperkirakan daerah tersebut mampu menghasilkan 80 ± 85 ton dedak padi (Wizna dan H. Muis, 2012).  Berdasarkan  perkiraan ini maka daerah-daerah penghasil beras seperti Sidrap, Pinrang, Bone, dan daerah lain yang memiliki lahan sawah sangat berpontesi menghasilkan dedak atau bekatul.

    Kandungan nutrisi dari dedak padi cukup tinggi, menurut Lubis, dkk (2002) Nutrien yang terdapat di dedak padi yang berkualitas baik antara lain komposisi kimia bededak padi cukup tinggi: protein 11,3-14,4%, lemak 15,0- 19,7%, serat kasar 7,0-11,4%, karbohidrat 34,1-52,3% dan abu 6,6-9,9% (Lubis et al., 2002).  Serat kasar  yang cukup besar  yaitu sekitar 7,00 - 11, 4% yang menyebabkan komponen ini tidak boleh melebih 20%.  Menurut  Tita Mahargya (2019) bahwa dedak padi digunakan sebagai sumber energi dalam pakan unggas, khususnya periode layer (produksi telur) dengan porsi  10-15% dalam formulasi pakan.  Penggunaan dedak padi dalam campuran konsentrat layer bisa mencapai 25-30%.   Pembatasan penggunaan dedak oleh karena ada kandungan dedak berupa  asam pitat yang dapat menghambat pertumbuhan dari ayam 

    Kandungan lemak yang cukup tinggi  pada dedak sehingga sangat mudah berubah kualitasnya yang biasanya berbau tengik, bahkan sering dedak dicampur dengan kulit padi yang sudah digiling halus, oleh karena itu seorang peternak harus dapat mendeteksi dedak yang palsu dan dedak asli.  Ada beberapa cara menurut Tita Mahargaya (2019) yang dilakukan untuk mengontrol kualitas dedak yaitu : 

1. Uji dengan menggunakan panca indera (dilihat, dicium dan diraba)

   Warna dedak padi normal adalah coklat muda, bentuk bubuk, baunya tidak apek/tengik.Apabila dedak padi ketika diraba terasa kasar/ pada saat digenggam dengan telapak tangan kemudian telapak tangan dibuka dan dedak padi tersebut langsung jatuh/ambyar, maka diindikasikan ada campuran sekam dalam dedak padi tersebut

2.  Uji apung/floating .

         Apabila dedak padi dicampur dengan air, dedak padi tersebut langsung tenggelam, maka dedak padi tersebut masih murni. Akan tetapi apabila banyak yang mengapung, maka diindikasikan dedak padi tersebut ada campurannya. 

3. Uji dengan larutan Phloroglucinol 

    Sampel dedak padi dimasukkan ke dalam petridish, kemudian larutan Phloroglucinol 1 % diteteskan secara merata ke seluruh permukaan dedak halus. Apabila muncul warna merah maka dedak padi tersebut mengandung campuran sekam. Semakin merah maka diindikasikan campuran sekam semakin banyak dan kadar serat kasar dedak padi semakin tinggi. 

4. Menghitung berat jenis/bulk density dedak padi (kg/m3) 

     Dedak padi dimasukkan ke dalam gelas ukur (volume 1000 ml) sampai volume tertentu (v).  Berat dedak halus kemudian ditimbang (b), dihitung dengan rumus : Bulk density = b (kg) V(m3). Bulk density dedak halus 337,2 – 350,7 g/liter. Apabila hasil yang didapat melebihi atau kurang dari standar, maka diindikasikan ada campuran bahan lain dalam dedak padi.

Berkut hasi uji Proksimat dedak padi yang dikemas dalam bentuk tabel:

2. Ampas tahu

       Bahan kedua yang berasal dari limbah hasil home industri adalah ampas tahu yang diperoleh dari  limbas proses pembuatan tahu.  Ditinjau dari komposisi kimianya ampas tahu dapat digunakan sebagai sumber protein. Ampas tahu lebih tinggi kualitasnya dibandingkan dengan kacang kedelai. Prabowo dkk., (1983) menyatakan bahwa protein ampas tahu mempunyai nilai biologis lebih tinggi daripada protein biji kedelai dalam keadaan mentah, karena bahan ini berasal dari kedelai yang telah dimasak.
Ampas tahu juga mengandung unsur-unsur mineral mikro maupun makro yaitu untuk mikro; Fe 200-500 ppm, Mn 30-100 ppm, Cu 5-15 ppm, Co kurang dari 1 ppm, Zn lebih dari 50 ppm.
Ampas tahu dalam keadaan segar berkadar air sekitar 84,5 % dari bobotnya. Kadar air yang tinggi dapat menyebabkan umur simpannya pendek. Ampas tahu basah tidak tahan disimpan dan akan cepat menjadi asam dan busuk selama 2-3 hari, sehingga ternak tidak menyukai lagi. Ampas tahu kering mengandung air sekitar 10,0 - 15,5 % sehingga umur simpannya lebih lama dibandingkan dengan ampas tahu segar (Widjatmoko, 1996).

3. Molases

    Molases merupakan hasil samping pada industri pengolahan gula dengan bentuk cair. Kandungan yang terdapat pada molases antara lain 20% air, 3,5% protein, 58% karbohidrat, 0,80% Ca, 0,10% pospor dan 10,50% bahan mineral lain (Pujaningsih, 2006).  Kandungan pati yang banyak terdapat di didalam molases sangat bagus menjadi bahan perekat untuk membuat pakan yang berbentuk pelet. Pati yang tergelatinisasi akan membentuk sturktur gel yang akan merekatkan pakan, sehingga pakan akan tetap kompak dan tidak mudah hancur (Nilasari, 2012).

4. Kulit Ubi Kayu

    Kulit ubi kayu adalah salah bahan makanan ternak yang dapat menjadi alternatif untuk mengurangi biaya pada ternak ayam kampung.  Kulit ubi kayu dapat diperoleh pada usaha yang menggunakan bahan baku ubi kayu.   Kulit ubi kayu merupakan limbah agroindustri yang mempunyai potensi untuk dikonversi menjadi pakan ternak baik ternak ruminansia maupun ternak unggas. Potensi limbah ini tersedia secara kontinyu seiring dengan meningkat juga produk ubi kayu di Indonesia secara umum, maupun di Sumatera Barat khususnya (Mirzah dan H. Muis, 2015). Bagi petani kulit ubi kayu tidaklah sulit terutama bagi mereka yang menanam ubi kayu.

5.Limbah Ikan 

    Ikan merupakan sumber protein bagi ayam, terkadang ikan yang sudah rusak dibuang begitu saja, padahal dapat dimanfaatkan menjadi bahan pakan ternak yang sangat tinggi nilai nutrisinya.  Caranya dikeringkan terlebih dahulu kemudian dibuat tepung dengan menggunakan alat penggiling tepung atau jika skalanya kecil dapat menggunakan blender untuk menghaluskan. Ada beberapa bahan dari ikan yang dapat dijadikan tepung  menurut  ( Priyo Utomo,  dkk.,  2013) yaitu ikan rucah, ikan asin, dan kepala ikan dapat digunakan sebagai pengganti tepung ikan komersial dan dapat dijadikan sebagai sumber protein yang dapat memberikan pertumbuhan. Ikan rucah, ikan asin, dan kepala ikan memiliki potensi sebagai salah satu bahan baku pakan lokal karena mengandung kadar protein berkisar 25–75%, untuk kerabat ikan channel catfish tepung ikan yang diperlukan dalam pakan buatan adalah sepertiga dari total protein atau lebih (Chandrapal, 2007). Menurut Li et al. (2008), kebutuhan protein optimal ikan channel catfish dan sejenisnya berkisar antara 32–36%. Kadar protein dari masing-masing bahan yang tinggi dan dapat memenuhi kebutuhan protein dalam tubuh ikan, diharapkan bahan tersebut mampu menjadi substitusi dalam penggunaan tepung ikan dalam pakan ikan yang saat ini masih impor.

 6, Limbah Jagung

    Tanaman jagung merupakan salah satu tanaman pangan utama kedua setelah padi; yang sangat berguna bagi kehidupan manusia dan ternak karena hampir keseluruhan bagian tanaman ini dapat dimanfaatkan. Selain sebagai komoditas pangan, jagung sangat dibutuhkan sebagai penyusun utama bahan pakan ternak terutama unggas (Uum Umiyasahi dan Elizabeth Wina, 2008).  Berikut Tabel Kandungan dari limbah Jagung

       Semua limbah jagung yang ada pada tabel di atas dapat dijadikan sebagai bahan ransum ternak ayam kampung, dengan syarat digiling halus kemudian dimix dengan bahan lain dengan perbandingan tertentu, akan lebih bagus jika diolah dalam bentuk butiran agar ayam dapat mengkonsumsinya dengan baik tanpa harus memilih-milih bahan lainnya.

7. Berbagai Limbah Sayur

    Bahan pakan lokal hasil pertanian dan ikutannya termasuk limbah sayuran yang berasal dari pasar tradisional dapat menjadi alternatif dan harus dimanfaatkan seoptimal mungkin agar dapat mengurangi biaya ransum. Apalagi saat ini limbah sayuran (sampah pasar) menjadi salah satu permasalahan yang harus diatasi di kota Bandung. Limbah sayuran di pasar umumnya terdiri dari sisa-sisa sayur-mayur yang tidak terjual dan potongan sayur yang tidak dimanfaatkan untuk konsumsi manusia. Limbah sayuran mempunyai kandungan gizi rendah, yang ditunjukkan dari kandungan serat kasar yang tinggi dengan kandungan air yang tinggi pula, walaupun dalam basis kering kandungan protein kasar sayuran cukup tinggi, yaitu berkisar antara 15-24%. Limbah sayuran sangat berpotensi untuk dijadikan bahan pakan alternatif untuk ayam kampung yang cenderung memiliki adaptasi yang baik terhadap pakan ( Rusmana, dkk,. 2007). 

    Berdasarkan hasil analisis proksimat di Laboratorium Nutrisi Ternak Ruminansia dan Kimia Makanan Ternak, Fapet Unpad (2007) terhadap limbah sawi dan kangkung, kandungan air limbah sayuran berkisar 70-80%, dengan kisaran protein kasar 15-25% atas dasar bahan kering. Namun demikian kandungan serat kasar limbah sayuran juga tinggi, yaitu untuk limbah kangkung sebesar 38,86% dengan protein 20,51% (Zamora dan Baguio, 1984). 

   Bahan dari limbah sayur  mudah rusak oleh karena kadar air tinggi, akan  tetapi ini dapat diatasi dengan cara mengeringkan kemudian digiling, lalu dijadikan sebagai bahan campuran pakan yang kemudian dicampur bahan pakan lain seperti dedak, jagung dan bahan lain yang tersedia.  Bahan ini mudah diperoleh terutama di pasar-pasar tradisional yang banyak menjual  berbagai jenis sayur. Pemanfaatan limbah sayur menjadi pakan ternak ayam sekaligus dapat menjadi solusi untuk mengatasi sampah yang sangat mengganggu dari pasar-pasar yang ada di kota besar. 

8. Ampas Kelapa  Parut

      Limbah kelapa berupa ampas kelapa yang telah diolah menjadi santan kelapa dapat  dijadikan sebagai bahan pakan alternatif untuk pakan ayam kampung. Dari prosese pembuatan minyak kelapa dapat menghasilkan limbah padat berupa ampas kelapa. Potensi ampas kelapa dari home industry pengolahan minyak kelapa sekitar 30% dari bahan baku (Liptan, 2006). Menurut Yamin (2008), bahwa ampas kelapa merupakan limbah industri atau limbah rumah tangga yang sangat potensial untuk digunakan sebagai bahan pakan ayam pedaging, karena ampas kelapa masih mudah didapatkan dari sisa pembuatan minyak kelapa tradisional dan limbah pembuatan virgin coconut oil (VCO). 

   Sebelum menggunakan ampas  kelapa sebaiknya difermentasi dulu untuk meningkatkan nilai nutrisinya  Proses fermentasi dilakukan dalam 2 tahapan, yaitu fermentasi aerob dan fermentasi an aerob (proses enzimatis),  Perlakuan fermentasi menghasilkan struktur, warna, bau, dan juga komposisi kimia yang berbeda dari ampas kelapa yang belum difermentasi (Novita, 2012) Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan kadar protein sekitar 130%, dan penurunan lemak sekitar 11,39%. Protein merupakan salah satu komponen yang terpenting pada pakan sehingga tingginya kadar protein pada ampas kelapa merupakan suatu keuntungan untuk diolah menjadi pakan. Namun demikian, lemak yang cukup tinggi merupakan kendala pada pengolahan ampas kelapa yang akan diolah menjadi pakan karena akan mempengaruhi kualitas pakan yang dihasilkan terutama dalam mempengaruhi umur simpan dan daya cerna pakan (Novita, 2012). Sehingga dengan proses fermentasi, kadar lemak dapat diturunkan. Proses fermentasi juga dapat meningkatkan kecernaan bahan kering dan bahan organik, dimana komponen ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana pakan tersebut dapat dipergunakan dan dicerna oleh ternak. Dari hasil penelitian Hidayati (2011), menunjukkan bahwa ransum perlakuan yang mengandung berbagai tingkat ampas kelapa fermentasi sampai tingkat 20% memiliki kualitas protein yang baik dan kelengkapan serta keseimbangan asam-asam amino esensial yang membentuknya  

9. Limbah Restoran, warun Makan

     Limbah dari restoran atau warun makan dapat ditemukan di kota-kota besar.  Limbah restoran ini terdiri atas berbagai sisa-sisa makanan yang akan dibuang sebagai sampah.  Limbah ini dapat berupa sisa nasi, sayur dan lauk-pauk yang mengandung gizi yang sangat tinggi, sehingga  merupakakan salah satu sumber bahan pakan ternak ayam yang dapat diolah menjadi pakan ternak ayam kampung.. . Limbah restoran pada umumnya terdiri dari nasi, sayur, ikan, daging, buah yang tidak lagi dikonsumsi oleh manusia atau yang tidak digunakan kembali dalam proses memasak (: Izwar Anaz, 2010). Limbah yang dapat diolah menjadi bahan pakan ternak adalah limbah organik, yang besarnya dapat mencapai  63,56% terdiri dari sampah organik yang terdiri dari sisa makanan.

      Salah satu limbah makanan adalah tulang ayam   kandungan anorganik cukup tinggi. Komposisi kimiawi penyusun tulang berdasarkan persentase berat, terdiri dari 69% komponen anorganik, 22% matrik organik dan 9% air. Kandungan 69% anorganik berpotensi untuk dimanfaatkan menjadi sumber kalsium dan fosfor yang baik untuk pertumbuhan ternak (Humas Untidar, 2018).  Untuk memanfaatkan limbah restoran sebagai pakan ayam sebaiknya dikeringkan dengan cara menjemur di bawah sinar matahari kemudian dihaluskan atau dijadikan konsentrat kemudian dimix  dengan bahan lain seperti jagung, dedak, dan bahan lain dalam bentuk pelet atau butiran agar ayam nilai flablitasnya menjadi tinggi.

10. Roti Basi dan Jamuran

     Roti yang sudah afkir dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak untuk menggantikan bahan pakan yang lain. Roti afkir merupakan roti yang sudah tidak layak lagi dimakan oleh manusia dikarenakan sudah melewati batas ketahanan roti tersebut. Roti afkir sudah tidak memiliki nutrisi yang sama seperti roti yang belum afkir, dikarenakan roti afkir sudah mengalami perubahan tekstur, aroma dan rasa. Yang biasanya sudah ditumbuhi jamur. Dengan kata lain roti ini merupakan sebuah limbah. Oleh karena itu, roti afkir dijual dengan harga yang murah berkisar Rp 2000 sampai Rp 3500 / kg nya. Roti afkir tidak langsung dibuang karena dapat menjadi pakan alternatif bagi ternak unggas ataupun ternak lainnya. 
Industri roti yang banyak berproduksi di Indonesia diperkirakan 25% produksinya terbuang (tidak terjual) yang dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak. Selain untuk mengurangi sampah industri, hal ini juga dapat menekan biaya pakan karena harganya murah dan roti sisa ini selalu tersedia tanpa dipengaruhi oleh musim (Alfi, 2009).  Adapun komposisi kandungan nutrisi roti dapat dilihat pada tabel berikut:
                                                                                                                             


      Hasil  analisis kandungan roti  menunjukkan bahwa energi metabolisme cukup besar sehingga dapat menggantikan bahan pakan lain yang merupakan sumber energi seperti jagung.  Hanya perlu diketahui bahwa roti afkir biasanya tumbuh jamur sehingga perlu ditreatmen untuk mengantisipasi jamur tersebut seperti melakukan pemanasan atau penjemuran kemudian digunakan sebagai bahan pakan ternak.

11. Keong Mas

     Keong mas salah satu hama bagi tanaman pertanian terutama tanaman padi muda, sehingga biasanya dibasmi oleh para petani dan dibuang begitu saja,  padahal keong emas ini dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak sebagai sumber protein yang dapat memberikan pertumbuhan pada ayam dengan baik (Prasojo, 2018).   Seluruh bagian dari keong mas dapat dijadikan sebagai bahan pakan ternak mulai dari cangkang sampai isinya, dengan cara menggilingnya sampai halus kemudian dicampur dengan bahan pakan lain. Caranya pisahkan isi dan cangkang kemudian diris tipis-tipis lalu keringkan kemudian digiling bersama cangkangnya sehingga menjadi tepung. Kandunga Nutrisi keong Emas dapat dilihat pada tabel berikut:

               Sumber:https://unsurtani.com/2018/01/pakan-alternatif-ayam-buras-dari-keong-mas

                  Jika diperhatikan semua bagian dari keong mengangung nilia protein yang dapat membantu pertumbuhan ayam kampung, sekalian kadarnya berbeda, sehingga jika dijadikan tepung kandungan proteinnya cukup tinggi yaitu menjadi 15,58%. 

12. Buluh Ayam

   Buluh ayam dapat di peroleh pada  Industri pemotongan ayam,  bidang usaha ini merupakan sumber limbah bulu ayam yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan gangguan penyakit bagi masyarakat sekitar jika tidak dikelola dengan baik. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Peternakan tahun 2006, produksi bulu ayam dari jenis ayam broiler berjumlah 25.690 ton (1999), 42.050 ton (2000), 49.250 ton (2001), 68.510 ton (2002), 72.680 ton (2003) dan 72.775 ton (2005) (Puastuti 2007). Bulu unggas memiliki kandungan protein (keratin) sebesar 80-90%, melebihi kandungan protein pada kedelai (42,5%) (Adiati et al 2004). 

    Ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk mengolah buluh ayam hingga siap untuk dijadikan sebagai bahan pakan ternak ayam atau ternak lain, sebagaimana disampaikan  oleh 

Pengolahan secara fisik

     Limbah bulu ayam yang diproses mengunakan teknik fisik dapat dilakukan dengan tekanan dan suhu tinggi, yaitu pada suhu 105°C dengan tekanan 3atm dan kadar air 40% selama 8 jam. Sampel yang sudah bersih akan di autoklaf, kemudian dikeringkan dan siap untuk digiling (Adiati et al 2004). Pengolahan secara kimiawi Proses kimiawi 

dilakukan dengan penambahan HCl 12%, dengan ratio 2:1 pada bulu ayam yang sudah bersih, lalu disimpan dalam wadah tertutup selama empat hari. Sampel yang telah direndam oleh HCl 12% kemudian dikeringkan dan siap untuk digiling menjadi tepung. 

 Pengolahan secara enzimatis 

    Bulu ayam yang diproses dengan teknik enzimatis dilakukan dengan menambahkan enzim proteolitik 0,4% dan disimpan selama dua jam pada suhu 52o C. Bulu ayam kemudian dipanaskan pada suhu 87o C hingga kering dan digiling hingga menjadi tepung. Pengolahan secara kimia dengan basa Pengolahan secara kimia menggunakan basa, dapat dilakukan dengan menambahkan NaOH 6%, disertai pemanasan dan tekanan menggunakan autoklaf. Bulu ayam yang sudah siap kemudian dikeringkan dan digiling (Puastuti 2007). 

Pengolahan secara mikrobiologi

  Proses hidrolisis bulu ayam menggunakan agen mikrobiologi, dilakukan dengan menambahkan Bacillus licheniformis dan diinkubasi selama 72 jam (Puastuti 2007). Teknik lain yang dapat dilakukan adalah dengan teknik fermentasi menggunakan jamur hasil isolasi dari tanah kandang ayam. Jamur didapat dengan cara melarutkan 200 gram tanah di dalam 200 ml aquades, lalu dilakukan pengenceran hingga 10-7 dan ditumbuhkan pada media PDA. Jamur yang sudah berkembang kemudian diisolasi hingga dihasilkan kultur murni. Kadar air yang terkandung di dalam media fermentasi berupa bulu ayam, minimal sebanyak 30%. Kadar air yang terkandung di dalam tepung bulu ayam kering adalah 10%, karena itu dilakukan penambahan air sebanyak 20% dari berat kering tepung bulu ayam. Proses fermentasi dilakukan mencampurkan inokulum jamur yang telah diencerkan ke dalam 20 gram tepung bulu ayam, dan ditempatkan pada wadah kedap udara (Ketaren 2008). Pengunaan tepung buluh ayam dibatasi dalam pakan 2-3% untuk  membantu meningkatkan kecernaan bahan kering maupun protein (Puastuti & Mathius 2007). 

Sumber:


Wizna dan H. Muis, 2012.  Pemberian Dedak Padi yang Difermentasi dengan Bacillus amyloliquefaciens sebagai Pengganti Ransum Komersil Ayam Ras Petelur, Jurnal Peternakan Indonesia,  Vol. 14 (2, hal 398-403. 

Lubis, S., R. Rachmat, Sudaryono., S. Nugraha. 2002. Pengawetan dedak dengan metode inkubasi. Balitpa Sukamandi, Kerawang .
Tita Mahargya, 2019. Kontrol kualitas dedak padi sebagai bahan pakan unggas, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jawa Tengah, https://disnakkeswan.jatengprov.go.id/index.php/read/kontrol-kualitas-dedak-padi-sebagai-bahan-pakan-unggas#, diakses pada tanggal 04/7/2021.

Mairizal, 1991. Penggunaan ampas tahu dalam ransum unggas. Poultry Indonesia, No. 133.

Listiyowati E. dan K.,  Roospitasari,1992, Puyuh Tata Laksana Budidaya  Secara Komersial, Penerbar Swadaya Jakarta 


Prabowo, A., D. Samaih dan M. Rangkuti. 1983. Pemanfaatan ampas tahu sebagai makanan tambahan dalam usaha penggemukan domba potong. Proceeding Seminar Pemanfaatan Limbah Pangan dan Limbah Pertanian Untuk Makanan Ternak, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Bandung. 

Widjatmoko. 1996. Jurnal Ampas Tahu sebagai Asupan Makanan Ternak Pengganti Rumput.(online) : (http://eprints.uny.ac.id). Diakses tanggal  4 Juli 2021.

Pujaningsih, R. I. 2006. Pengelolaan Bijian pada Industri Makanan Ternak. Alif Press, Semarang.  


Nilasari. 2012. Pengaruh Penggunaan Tepung Ubi Jalar, Garut dan Onggok Terhadap Sifat Fisik  dan Lama Penyimpanan Ayam Broiler Bentuk Pellet. Institut Pertanian Bogor, Bogor. (Skripsi)

 
Mirzah dan H. Muis, 2015.  Peningkatan Kualitas Nutrisi Limbah Kulit Ubi Kayu melalui Fermentasi Menggunakan Bacillus amyloliquefaciens.Jurnal Peternakan Indonesia,  Vol. 17 (2), hal  

Nur Bambang Priyo Utomo, Susan, Mia Setiawat. 2013  Peran tepung ikan dari berbagai bahan baku terhadap pertumbuhan lele sangkuriang Clarias sp. Jurnal Akuakultur Indonesia 12 (2), 158–168 

Chandrapal GD. 2007. Status of trash fish utilization and fish feed requirements in aquaculture–India. Low value and trash fish in the Asia-Pacific region.

Li MH, Robinson EH, Tucker CS, Oberle DF, Bosworth BG. 2008. Comparison of Channel catfish Ictalurus punctatus and blue catfish, Ictalurus furcatus fed diets containing various levels of protein in production ponds. Journal of the World Aquaculture Society 39: 646– 655.

Uum Umiyasahi dan Elizabeth Wina, 2008. PENGOLAHAN DAN NILAI NUTRISI LIMBAH TANAMAN JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA, WARTAZOA Vol. 18 No. 3, Halaman 127 -136.
Denny Rusmana, . Abun, Deny Saefulhadjar, 2007. PENGARUH PENGOLAHAN LIMBAH SAYURAN SECARA MEKANIS TERHADAP KECERNAAN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN PROTEIN PADA AYAM KAMPUNG SUPER.LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN.
Zamora, R.G. dan Baguio, S.S. 1984. Efek Composition tables for the Philiphines. PCARD Book Series No. 13/1984. PCARD, Los Banos, Laguna, Philiphines. 262
Liptan, 2006. Ampas Kelapa Limbah VCO Untuk Pakan Ternak Ruminansia. Departemen Pertanian BPTP Yogyakarta.
Yamin, M. 2008. Pemanfaatkan Ampas Kelapa Dan Ampas Kelapa Fermentasi Dalam Ransum Terhadap Efesiensi Ransum Dan Income Over Feed Cost Ayam Pedaging . J. Agroland 15 (2) : 135 – 139. 
Novita. 2012. Penggunaan Ampas Kelapa (Cocos nucifera L). Fermentasi Sebagai Pakan Ayam Pedaging Terhadap Berat Badan dan Penurunan Kadar Kolesterol Darah
Hidayati, S.G. 2011. Pengolahan Ampas Kelapa Dengan Mikroba Lokal Sebagai Bahan Pakan Ternak Unggas Alternatif di Sumatera Barat. Jur. Embrio Vol. 4 (1) (26 -36)
 Humas Untidar, 2018.  PKM 2018 : “SI EMBAH” UBAH LIMBAH MAKANAN JADI PAKAN TERNAK, https://untidar.ac.id/pkm-2018-si-embah-ubah-limbah-makanan-jadi-pakan-ternak/.
: Izwar Anaz, 2010. ANALISIS NUTRISI BERBAGAI JENIS LIMBAH RESTORAN SEBAGAI BAHAN PAKAN TERNAK (Protein Kasar dan Serat Kasar), https://eprints.umm.ac.id/1706/ 

Alfi. M. F., 2009. Pengaruh Penggunaan Tepung Roti Afkir Sebagai Pengganti Jagung dalam Ransum terhadap Produksi Karkas Ayam Broiler Jantan (The Effect of the Use of Unsold Bread as Corn Substitution in the Diet on Male Broiler’s Carcass Production). Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro. Semarang.  
Mastro Prasojo, 2018. Pakan Alternatif Ayam Buras dari Keong Mas. chttps://unsurtani.com/2018/01/pakan-alternatif-ayam-buras-dari-keong-mas, diakses pada tanggal 5 Juli 2021.
Adiati U, Puastuti W, Mathius IW. 2004. Peluang pemanfaatan tepung bulu ayam sebagai bahan pakan ternak ruminansia. Wartazoa 14 (1): 39-44
Puastuti W, Yulistiani D, Mathius IW. 2004. Bulu ayam yang diproses secara kimia sebagai sumber protein by pass rumen. JITV 9 (2): 73- 80.
Ketaren N. 2008. Pemanfaatan limbah bulu ayam sebagai sumber protein ayam pedaging dalam pengelolaan lingkungan hidup. [Tesis]. Universitas Sumatera Utara, Medan.
Puastuti W, Mathius IW. 2007. Efisiensi penggunaan protein pada berbagai taraf substitusi hidrolisat bulu ayam didalam ransum domba. JITV 12(3): 189-194

Kamis, 01 Juli 2021

PENANGANAN DOC

 Penanganan  DOC

Oleh: Dr. Ir. Nurdin, M.M

       Day old Chick (DOC) adalah anak ayam yang baru  berumur satu hari, ia bagaikan bayi bagi manusia, sehingga ia memerlukan perlakuan khusus.  Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh seorang peternak agar DOC yang baru tiba merasa nyaman. 

  1. Mempersiapkan Broder House
          Salah satu kelemahan ayam umur sehari (DOC) adalah buluhnya masih halus dan belum dapat melindungi dirinya dari suhu lingkungan yang dingin, sehingga ia memerlukan pengganti induk yang dapat memberi kehangatan kepada anak ayam tersebut, hal ini sangat penting  bagi anak ayam sebab ia akan kedinginan dan pada akhirnya terjadi morthalitas yang tinggi, hal ini terutama ketika ayam berumur 1 -14 hari (Rani Fatmaningsih et. al., 2016).  Bahkan dijelaskan bahwa Baik tidaknya performa ayam di masa selanjutnya seringkali ditentukan dari bagaimana pemeliharaan di masa brooding. Satu hal yang patut diperhatikan oleh peternak ialah kesalahan manajemen pada periode ini seringkali tidak bisa dipulihkan (irreversible) dan berdampak negatif terhadap performa ayam di periode pemeliharaan berikutnya.. 

         Untuk melindungi anak ayam umur 1 -14 hari dari suhu yang dingin peternak harus mempersiapkan induk buatan yang biasa disebut broder house.  Broder house dilengkapi dengan pemanas dapat menggunakan listrik atau gas sebagai sumber energi..  Suhu yang dibutuhkan oleh anak ayam adalah   suhu 30--32 derajat Celcius dan kelembapan 60--80% (Setiawan dan Sujana, 2009). Disamping pemanas broder house juga dilengkapi dengan tempat pakan, tempat minum dan alas litter  untuk menambah kehangatan terhadap anak ayam.

Sumber:SRI POULTRY FARMS
Kecukupan suhu dalam broder house bagitupula dalam kandang dapat dilihat dari persebaran ayam, jika ayam berkumpul berarti suhu brode harus dinaikkan, jika ayam menyebar menjauhi sumber panas berarti suhu broder terlalu panas, dan jika ia tersebar merata berarti suhu broder sudah tercukupi sesuai kebutuhan anak ayam.

2. Mempersiapkan Air Minum

        Anak yang baru datang apalagi  menempuh jarak yang cukup jauh akan mengamali stress, sehingga ia memerlukan perlakuan untuk mengurangi stresnya.  Salah satunya adalah dengan menyiapkan air minum  yang sudah dicampur dengan vitamin atau larutan gula.  Hal ini dimaksudkan untuk mengembalikan kondisi anak ayam agar pulih kembali.  Bahkan pemberian air gula terutama gula merah berpengaruh pada perkembangan ayam selanjutnya sebagaimana disampaikan oleh  Aryanti, dkk (2013), bahwa  pemberian air gula pada ayam  berpengaruh terhadap pertambahan bobot badan, peningkatan konsumsi makanan dan menurunkan tingkat mortalitas.  Tempat air minum yang digunakan sebaiknya diberikan keleren  atau batu kecil agar ayam yang kehausan tidak nyemplung ke tempat air minum, yang dapat berakibat kedinginan sehingga memicu pertumpukan yang berakibat kematian yang tinggi. 

3, Pemberian Pakan

    Pemberian pakan terhadap doc dapat dilakukan setelah beberapa saat doc sudah tiba di kandang, dengan cara menaburkan di atas alas litter (koran), kemudian secara perlahan pakan ditempatkan di tempat pakan berupa nampang. Pemberian pakan dapat dilakukan secara adlibitum dapat juga dilakukan secara terbaas. 

4. Penerangan

    Ayam membutuhkan penerangan di malam hari, hal ini dimaksudkan agar ayam dapat makan terutama di malam hari, terutama ayam dipacu pertumbuhannya. Penerangan dapat dari listrik atau sumber lain yang mungkinkan kandang terang. 

Sumber:

Rani Fatmaningsiha , Riyantib , Khaira Novab, ERFORMA AYAM PEDAGING PADA SISTEM BROODING KONVENSIONAL DAN THERMOS , Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 4(3): 222-229, Agustus 2016 

Setiawan, Idan E. Sujana. 2009. BobotAkhir, Persentase Karkas dan Lemak Abdominal Ayam Ayam pedaging yang Dipanen Pada Umur Yang Berbeda. Seminar Nasional. Fakultas Peternakan UNPAD. 

Fera Aryanti , Muhammad Bayu Aji , Nugroho Budiono, Pengaruh Pemberian Air Gula Merah terhadap Performans Ayam Kampung Pedaging.JURNAL SAIN VETERINER, JS 31 (2), Desember 2013. 

Jumat, 11 Juni 2021

Jenis Kandang Ayam

 Jenis Kandang Ayam
Oleh: Dr. Ir. Nurdin, M.M.

      Jenis Kandang Dari Segi Bahan     

      Kandang  bagi ayam  sangat penting  oleh karena di sanalah ayam akan hidup dan dipelihara  sehingga  jika kandang tidak memberi kenyaman kepada ayam akan berpengaruh terhadap populasi, pertumbuhan dan produksi ayam.  oleh karena itu seorang peternak harus mempersiapkan dengan baik kandang yang akan digunakan sebagai wadah  tempat pemeliharaan ayam mereka.  Kandang dari segi materi  yang digunakan terbagi tiga yaitu:
1. Kandang Non Permanen
        Kandang non permanen adalah kandang yang dibangun dari bahan-bahan yang tersedia berupa bahan-bahan lokal  yang ada di sekitar tempat atau lokasi peternakan. seperti   daun nipah (atap), bambu ( tiang, dinding dan lantai),  kayu (tiang, dinding dan lantai). Kandang ini biasanya memiliki umur  efisiensi  agak singkat, yakni sekitar  1- 5 tahun., sehingga kandang ini bersifat sementara,  Keuntungan kandang  dari bahan-bahan lokal ini investasi yang tertanam pada kandang agak murah akan tetapi umur efisiennya singkat, sehingga peternak  harus mempersiapkan  kandang baru atau merenopasi kandang, sehingga membutuhkan tambahan biaya investasi. Hal ini perlu diperhatikan oleh peternak  dan memperlu memperbandingkan biaya investasi yang ditanam pada kandang non permanen dengan kanadang permanen. 
2. Kandang Semi Permanen
         Kandang semi permanen adalah kandang yang memadukan antara bahan lokal dan bahan-bahan , kandang ini dari segi fisik berada antara kandang non permanen dengan kandang permanen.  Umur efisiensi dari kandang semi permanen agak lebih lama dibandingkan dengan non permanen. Kandang ini secara efektif dapat digunakan sampai 5 - 10 tahun. Kandang ini biasaya sudah menggunakan lantai semen dengan  tiang kayu dan atap  nipah atau rumbia atau bahan lokal lain. 

3. Kandang Permanen 

       Kandang permanen adalah  kandang yang sudah menggunakan bahan-bahan yang memiliki daya tahan lama seperti lantai beton atau semen,  atap dari asbes atau seng, dindingnya bisasny dirangkai dari kawat ram atau  dinding dari semen dan batu-bata  bahkan ada kandang  tertutup close House.  Kadang ini dirancang secara permanen sehingga diharapkan dapat digunakan lebih lama sampai berpuluh-puluh tahun. 

Kandang Dari Segi Lantai

      Kandang dari segi lantai dapat dibedakan menjadi tiga yaitu kandang lantai litter yaitu kandang yang dibuat di atas tanah langsung atau dilapisi dengan lantai semen. Lantai kandang litter membutuhkan  bahan lain  seperti  sekam atau serbuk gergaji.  Jenis lantai kedua adalah lantai slak, yaitu kandang yang menggunakan lantai dari bambu, kawat, besi atau  kayu.  Kandang ini agak praktis oleh karena ia tidak memerlukan bahan lain, ia dapat langsung digunakan. Lantai kadang selanjutnya adalah dimix antara lantai litter dengan lantai slak. 

Kandang dari Segi Bentuk Atap

    Merancang atap kandang harus disesuaikan dengan kondisi atau cuaca dimana kandang akan dibangun,  Ada dua jenis rancang atap kandang yang biasanya di gunakan yaitu kandang monitor dan  petana.  Kandang monitor adalah kandang yang dibuat bersusun dengan rongga udara antara atap sehingga memungkinkan sirkulasi udara. Atap ini biasa digunakan pada daerah tropis.  Sedangkan atap pelana adalah kadang yang kedua ujungnya bertemu pada bagian atas. Kandang ini biasanya digunakan pada daerah yang suhuny agak rendah agar kehangatan kandang dapat terjaga. 

4. Jenis Kandang Berdasarkan Lantai

1. Kandang Litter


    Salah Satu Kandang alas Litter  di Ayam Kampung Bollangi (SPI)

       Kandang litter termasuk kandang yang banyak digunakan oleh peternak di indonesia. Kandang ini mempunyai lantai tanah atau semen dan ditutup dengan sekam padi, serutan kayu, serutan sisa gergajian dan kapur. Ketebalan litter sekitar 5-15 cm. Ayam dipelihara berdasarkan komunitas.  Menggunakan kandang litter memiliki kelebihan seperti muda dalam pembuatan, biaya relatif murah, kokoh, akan tetapi ia juga memiliki kekurangan yaitu kondisi litter harus senangtiasa dikontrol. Litter yang basah menimbulkan bau amoniak sehingga dapat menganggu pernapasan ayam bahkan dapat merusak alat pernapasan ayam sehingga dapat menimbulkan penyakit terutama ngorok.  Ada beberapa hal  yang perlu dipehatikan dalam penggunaan kandang litter diantaranya:

* Ayam yang dipelihara jangan terlalu padat, sesuaikan luas kandang dengan dengan populasi yang diperlihara, jangan juga terlalu kurang sebab merugikan peternak oleh karena banyak area kandang yang tidak terisi, sementara perawatannya sama saja ketika banyak dipelihara

* Sekam harus dibolak-bali minimal 2 kali dalam sehari semalam, jika menggumpal harus segera diganti

* Senangtiasa menambahkan kapur pada litter agar air dapat terserap sekaligus mengurangi kelembaban udara dan bau

* Sirkulasi udara harus diperhatikan dan jika diperlukan tambahkan kipas angin, dan jika ada 

2. Kandang slat

       Kandan slat adalah kandang yang dibuat dengan alas yang berjarak dengan tanah, biasanya menggunakan lantai bambu, kayu,  atau besi.  Alas memiliki celah sekitar 2 cm sehingga feces atau kotoran ayam dapat jatuh ke tanah.  Kandang ini biasa juga disebut kandang panggung. 

Sumber : usahawantani-kelantan.blogspot.com (contoh kandang ayam slat)

        Kandang ini biasa digunakan untuk ayam broiler akan tetapi juga dapat digunakan untuk ayam kampung pedaging.  Kelebihan kandang slat di antaranya adalah :
  • Kandang lebih besih oleh karena kotoran dapat langsung jatuh ke tanah
  • Amoniak tidak terlalu berpengaruh  oleh karena jarak ayam dengan tanah agak jauh
  • Jumlah ayam dapat lebih padat 
  • Sanitasi lebih mudah
  • agak aman dari gangguan binatang seperti anjing
     Disamping  kandang slat memiliki kelebihan, kandang ini juga memiliki kekurangan, diantaranya 
  • Dari segi biaya agak lebih mahal
  • Harus mengganti bagian kandang yang rusak terutama slatnya  yang mudah lapuk.

3. Kandang dengan lantai campuran

     Kandang dengan lantai campuran ini adalah kandang yang memadukan antara litter dan slat. 

Contoh design kandang lantai campuran | Image 5
Contoh design kandang lantai campuran  

Kandang campuran biasanya terdiri dari 2/3 bagian berbentuk kandang slat dan 1/3 bagian kandang berlantai litter. Pada umumnya kandang ini digunakan untuk peternak yang lebih berfokus pada pembibitan ayam ras.

 


Minggu, 27 Oktober 2019

Persiapan Kandang Ayam Kampung

Pembuatan Kandang Ayam Kampung
oleh: Dr.Ir. Nurdin, M.M
     Salah satu sarana yang paling penting dalam usaha ayam kampung yang dikelola secara profesional adalah perkandangan. Bagi ayam yang dipelihara secara profesional  kandang adalah rumah bagi ayam kampung yang harus memenuhi syarat, agar ayam dapat hidup dengan baik layaknya manusia. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan  dalam pembuatan kandang ayam kampung, diantaranya adalah:
1. Lokasi Kandang Yang Strategis
      Lokasi kandang yang strategis memenuhi beberapa persyaratan, yaitu  (1) jauh dari perumahan penduduk.  Lokasi kandang dibangun jauh dari penduduk dengan maksud agar tidak mengganggu masyarakat, oleh karena bau yang terkadang ditimbulkan dapat mengganggu masyarakat yang berada di sekitar lokasi.  Jarak kandang adalah jarak dimana bau sudah tidak mengganggu masyarakat.  Jika kandang dibangun agak dekat maka diperlukan kiat agar bau tidak sampai mengganggu masyarakat seperti berusaha membersihkan feces setiap saat terutama pada kandang panggung, atau memberikan prebiotik pada minuman ayam agar feces tidak terlalu berbau, atau menaburi kapur untuk meredam bau yang timbul. (2) Lokasi kandang harus mudah dijangkau  dengan transpor untuk memudahkan pengankutan material yang dibutuhkan dalam usaha ayam kampung seperti pakan, dan kebutuhan lain. (3) Tersedia sumber air  yang akan digunakan untuk kepentingan air minum ayam kampung dan untuk kepentingan pencucian peralatan. (4) Tersedia sumber listrik yang akan digunakan sebagai penerangan dan pemanas. (5) Agak dekat dengan pemasaran untuk memudahkan produk sampai ke konsumen sekaligus untuk menghemat biaya transfortasi.
2. Bahan Kandang
    Bahan kandang yang digunakan dapat berbahan bambu, kayu, dan rangka  besi.  Bahan yang digunakan sebaiknya yang mudah diperoleh disekitar lokasi kandang, hal ini dimaksudkan untuk menghemat biaya bahan kandang.  Jika kandang yang dibangun berbentuk permanen maka bahan pokok yang dibutuhkan berupa semen, pasir, batu dan rangka besi.  
3. Bentuk Kandang
    Bentuk kandang dapat berupa kandang litter atau slak dengan model atap semi monitor atau monitor.  
4. Luas Kandang
    Luas kandang harus disesuaikan dengan populasi  ayam yang dipelihara, sebagai acuan untuk kandang ayam kampung dapat menampung 10 ekor/m2 ayam grower dan layer.

 

PAKAN AYAM KAMPUNG DARI LIMBAH

   Mengenal Bahan  Pakan Ayam Kampung Dari Limbah Pertanian Oleh: Dr. Ir. Nurdin, M.M      Pakan adalah  komponen input terbesar pada usaha ...